INFO Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggun C Sasmi, dari Prestasi dan Kesuksesan di kancah Musik

Anggun C Sasmi, dari Prestasi dan Kesuksesan di kancah Musik


Jsatu - Anggun Cipta Sasmi, (pelafalan dalam bahasa Indonesia: ; lahir 29 April 1974) yang lebih dikenal sebagai Anggun C Sasmi adalah seorang penyanyi, pencipta lagu, produser, dan juri pencarian bakat Internasional asal Indonesia yang kemudian berpindah kewarganegaraan Perancis

Pada tahun 1994, Anggun meninggalkan kewarganegaraan Indonesia dan beralih menjadi warga negara Perancis untuk mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional

Anggun merupakan putri pertama dari pasangan Darto Singo, seorang penulis asal Kroya, Jawa Tengah, dengan Dien Herdina, seorang ibu rumah tangga yang masih keturunan keraton Yogyakarta.[3] Anggun menempuh pendidikan dasarnya di sebuah sekolah Katolik di Jakarta, meskipun Anggun sendiri adalah seorang Muslim.Anggun dibesarkan dalam keluarga yang penuh seni. Sejak usia tujuh tahun Anggun digembleng latihan vokal setiap hari oleh ayahnya.[6] Anggun diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Tidak hanya itu, Anggun juga diajarkan bermain piano. Dengan di manajeri ibunya, Anggun kemudian mulai tampil di atas panggung, meskipun sering hanya dengan imbalan nasi bungkus.Pada usia sembilan tahun, Anggun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dan mulai merekam album anak-anak.[8][9]

Saat menginjak usia 12 tahun, Anggun meluncurkan album rock pertamanya berjudul Dunia Aku Punya (1986). Album tersebut diproduseri oleh gitaris terkenal Indonesia, Ian Antono.[10] Sayangnya, album ini tidak mampu mengangkat namanya. Anggun baru meroket di blantika musik Indonesia setelah merilis singel berjudul "Mimpi" pada akhir tahun 1989. Menurut majalah Rolling Stone, "Mimpi" merupakan salah satu dari "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Popularitas Anggun terus melejit dengan dirilisnya sederet singel seperti "Tua Tua Keladi" dan "Takut". Anggun kemudian berhasil meraih penghargaan sebagai "Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991".[12] Setelah sukses dengan singel, Anggun kembali merilis album studio berjudul Anak Putih Abu Abu (1991), yang disusul dengan Nocturno (1992). Pada usianya yang masih belia, Anggun telah berhasil melejit sebagai salah satu penyanyi rock paling sukses di paruh awal 1990-an. Album-albumnya terjual laris di pasaran dan singel-singelnya merajai tangga lagu di Indonesia.

Pada tahun 1992, Anggun mulai menjalin hubungan dengan Michel Georgea, seorang insinyur berkebangsaan Prancis. Mereka pertama kali bertemu saat Anggun mengadakan tur konser di Kota Banjarmasin.[14] Mereka kemudian menikah dan Michael diangkat menjadi manajer Anggun. Pada usia 19 tahun, Anggun berhasil menjadi penyanyi termuda yang mendirikan perusahaan rekamannya sendiri, Bali Cipta Records.[4] Ia juga terjun langsung sebagai produser rekaman sehingga lebih bebas dalam menggarap albumnya sendiri.[10] Anggun kemudian merilis album studio terakhirnya di Indonesia berjudul Anggun C. Sasmi... Lah!!! pada tahun 1993. Singel pertamanya, "Kembalilah Kasih (Kita Harus Bicara)", kembali mencetak sukses dan videonya sempat menembus MTV Hong Kong.[4] Anggun pun merasa tidak puas dengan kesuksesannya di Indonesia dan mulai memimpikan karier sebagai penyanyi bertaraf internasional.


1994–1996: Meninggalkan Indonesia dan permulaan di Eropa

"Saya bermimpi memiliki karier internasional ini, tetapi produser asing tidak akan datang ke Indonesia untuk mencari bakat ketika ada begitu banyak tersedia di negara mereka sendiri. Saya harus pergi ke sana. Saya ingin tahu, dan saya pikir itu baik untuk berubah. Di Indonesia, kami tidak memiliki banyak informasi datang, yang datang hanya dari satu sumber. Dan internet itu tidak sebesar seperti sekarang."

Anggun, dalam wawancara dengan majalah Billboard di Amerika Serikat.

Anggun menjual perusahaan rekamannya dan hijrah ke Eropa untuk mewujudkan impiannya menjadi penyanyi internasional.[15][16] Bersama Michel Georgea, Anggun menetap di London, Inggris selama setahun untuk memulai kariernya lagi dari nol. Ia rajin mengirim demo rekaman ke berbagai studio di Inggris dan juga pergi ke klub-klub untuk memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi. Biaya hidup yang tinggi di London membuat uang hasil penjualan perusahaan rekaman Anggun habis sedikit demi sedikit. Anggun pun harus menerima kekecewaan berbulan-bulan kemudian tatkala semua demo rekamannya tidak mendapat respons positif. Anggun akhirnya berada pada kesimpulan bahwa ia tidak akan memiliki masa depan di Inggris dan berencana untuk memulai karier di negara Eropa lain. Ia sempat berniat pindah ke Belanda, namun kemudian ia beralih ke Prancis.

Dua tahun setelah meninggalkan Indonesia, Anggun akhirnya berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser berkebangsaan Prancis yang pernah menggarap album sejumlah penyanyi kenamaan seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman dan Johnny Hallyday. Benzi terpikat oleh kemampuan vokal Anggun dan seketika menawarkannya untuk rekaman album. Anggun setuju dan memutuskan untuk mempelajari bahasa Prancis secara otodidak.[18] Atas bantuan Benzi, Anggun kemudian direkrut oleh Columbia Records di Prancis. Tidak hanya itu, Anggun juga berhasil mendapat kontrak label induk Sony Music International untuk album yang akan diedarkan secara internasional.

1997–1999: Snow on the Sahara dan kesuksesan internasional

Pada tanggal 24 Juni 1997, Anggun merilis album berbahasa Prancis pertamanya berjudul Au nom de la lune. Yang paling menonjol dari album ini adalah perubahan total jalur musik Anggun, dari musik rock yang bertahun-tahun digelutinya menjadi musik pop etnik dengan sentuhan bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia. Anggun mengatakan, "Saya ingin memperkenalkan Indonesia, tetapi dengan cara yang progresif, dalam lirik, dalam suara, tetapi yang paling utama melalui diri saya sendiri." Singel pertama Anggun "La neige au Sahara" langsung menjadi hit dan tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Prancis tahun 1997. Album pertama Anggun tersebut berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Prancis dan Belgia. Anggun juga berhasil menjadi nominator untuk "Pendatang Baru Terbaik" di Victoires de la Musique, penghargaan tertinggi bagi industri musik Prancis.

Anggun menggebrak pasar musik internasional dengan meluncurkan versi bahasa Inggris dari album pertamanya yang diberi judul Snow on the Sahara di 33 negara di Asia, Eropa, dan Amerika.[4][20] Selain berisi lagu-lagu yang diadaptasikan dari album Au nom de la lune, Anggun juga mendaur ulang lagu lawas milik penyanyi David Bowie berjudul "Life on Mars?". Untuk pasar Asia Tenggara, Anggun menyertakan sebuah lagu berbahasa Indonesia berjudul "Kembali". Singel pertama Anggun "Snow on the Sahara" berhasil meraih sukses dan menempati peringkat Pertama di Prancis, Italia, Spanyol, Malaysia, Singapore dan Indonesia. Lagu tersebut juga mencapai posisi Lima besar pada UK Club Chart di Inggris dan Tokyo Hot 100 di Jepang. Lagu itu juga berhasil masuk chart European Single Charts , yaitu charts gabungan untuk lagu di seluruh benua Eropa. Lagu ini juga dipakai sebagai lagu promosi jam tangan mewah dunia Swatch. Album Snow on the Sahara berhasil terjual lebih dari 1,5 juta keping di seluruh dunia dan meraih penghargaan Diamond Export Award. Album ini sempat tercatat sebagai album penyanyi Asia dengan penjualan paling tinggi di luar Asia pada saat itu.

Di Amerika Serikat, yang merupakan kiblat musik dunia, Snow on the Sahara dirilis pada Mei 1998 oleh Epic Records.[8] Anggun melakukan tur selama sembilan bulan di negara itu untuk mempromosikan albumnya. Saat berada di sana, Anggun diundang oleh penyanyi Kanada Sarah McLachlan untuk tampil di Lilith Fair, sebuah festival musik wanita berkeliling Amerika.Anggun juga tampil sebagai artis pendukung dalam tur konser beberapa artis seperti The Corrs dan Toni Braxton. Anggun sempat muncul di berbagai media cetak Amerika, seperti majalah Billboard dan Rolling Stone.Anggun juga beberapa kali tampil di televisi Amerika, seperti dalam acara The Rosie O'Donnell Show dan New York Sessions at West 54th, serta wawancara eksklusif di CNN dalam program World Beat.

Anggun berhasil menoreh sejarah dengan menjadi artis berkebangsaan Indonesia pertama yang menembus tangga musik Billboard.Singel "Snow on the Sahara" mencapai posisi 16 di Billboard Hot Dance/Club Play, posisi 19 di Billboard Border Breakers Chart.serta posisi 22 di Billboard Adult Contempory Chart. Lagu Anggun juga menduduki posisi kedua setelah Celine Dion pada daftar singel terfavorit jurnalis Billboard tahun 1998.[23] Meskipun cukup fenomenal, album Anggun ini terbilang gagal di Amerika dan tidak mampu menembus tangga album Billboard 200. Album ini menduduki peringkat 23 di Billboard Heat Seekers Chart dan sampai saat ini terjual sekitar 200.000 keping di seluruh Amerika

pertamanya Just No Other Way (1999). Lionel Zivan S. Valdellon, seorang jurnalis asal Filipina, menyebut Anggun sebagai "seorang duta yang sangat bagus untuk Indonesia dan Asia secara umum."[23] Anggun sendiri mengatakan, "Saya rasa sudah saatnya orang-orang [luar Asia] tahu lebih banyak tentang Asia, tidak hanya sekadar tempat liburan."Sampai saat ini, Anggun merupakan penyanyi wanita yang berkarier dari Indonesia yang paling banyak berhasil masuk di chart Billboards di Amerika, dengan total 4 buah lagu yaitu "Snow On The Sahara", "Perfect World", "What We Remember" dan "The Good Is Back".


Album studio berbahasa Indonesia:


Dunia Aku Punya (1986)

Anak Putih Abu Abu (1991)

Nocturno (1992)

Anggun C. Sasmi... Lah!!! (1993)


Album studio berbahasa Inggris


Snow on the Sahara (1997)

Chrysalis (2000)

OST. Open Hearts (2002)

Luminescence (2005)

Elevation (2008)

Echoes (2011)

8 (2017)


Album studio berbahasa Prancis


Au nom de la lune (1997)

Désirs contraires (2000)

Luminescence (2005)

Elévation (2008)

Echos (2011)

Toujours un ailleurs (2015). 

0 Comments:

Responsive

Ads

Here