
Ketua PeTA Aceh: Melawan Perampok Empat Pulau Adalah Jihad Fisabilillah
Jsatu - Ketua Pembela Tanah Air (PeTA) Aceh, Teuku Sukandi, menyuarakan sikap keras terhadap dugaan pengambilalihan empat pulau milik Aceh oleh pihak dari Sumatera Utara. Menurutnya, tindakan tersebut bukan sekadar konflik administratif, melainkan bentuk penjajahan wilayah yang harus dilawan sebagai bentuk jihad fisabilillah.
“Islam mengajarkan bahwa mempertahankan harta yang sah adalah jihad. Jika kita mati dalam mempertahankannya, maka syahid. Jika kita melawan dengan kekerasan, itu pun dibenarkan,” tegas Sukandi, Minggu (15/6).
Ia menyebut tindakan pihak yang mengklaim pulau-pulau tersebut sebagai tidak masuk akal dan merendahkan martabat Aceh. “Mereka seperti orang mabuk tuak. Tidak sadar bahwa yang mereka rampas adalah hak Aceh, yang secara sejarah dan hukum telah diakui sejak zaman Belanda hingga kemerdekaan,” katanya.
Menurut Sukandi, Aceh memiliki bukti hukum yang kuat, baik secara de facto maupun de jure, untuk menunjukkan bahwa empat pulau tersebut sah milik Aceh. Ia mengingatkan bahwa rakyat Aceh tidak bisa diam bila tanahnya dirampas. “Ini bukan hanya soal peta, ini soal kehormatan dan warisan para syuhada bangsa.”
Ia juga menegaskan bahwa darah para pejuang masih mengalir dalam diri rakyat Aceh. “Kami dididik untuk siap membunuh atau dibunuh di medan perang jika itu demi membela kebenaran. Karena bagi kami, mempertahankan wilayah, harta, dan harga diri adalah jalan jihad menuju surga,” ujarnya.
Teuku Sukandi pun meminta pemerintah pusat untuk tidak bermain-main dengan batas wilayah Aceh. Ia memperingatkan bahwa jika suara rakyat tak didengar, maka gelombang perlawanan tidak bisa dihindari. “Aceh bukan tanah lemah. Jika terpaksa, kami akan berdiri melawan, demi marwah dan hak yang telah dititipkan oleh para leluhur kami.” (rls)
0 Comments: